Untukmu Yang Pernah Hadir Dan Singgah Dihatiku, Terima Kasih

/
0 Comments
Aku tak pernah menyangka, bahwa pertemuan pertama kita yang tak disengaja akan menjadi sebuah pertemuan yang bersejarah dalam hidupku. Kau datang dengan senyum indahmu dan wajah polosmu, dengan hangatnya menyapaku. Kita yang dulunya tak saling mengenal satu sama lain, lambat laun menjadi akrab sebagai teman.
Tetapi, lambat laun, seiring berjalannya waktu, ada sesuatu yang membuncah dalam hatiku. Yang saat itu aku sendiri pun tak tahu itu apa. Setiap kali melihatmu tertawa, mendengar kisah hidupmu, hatiku rasanya tidak karuan. Aku pun bertanya, kenapa? Ingin rasanya aku memastikan itu, agar tak ada lagi yang mengganjal dihatiku. Namun, perasaan itu semakin lama semakin menjadi jadi. Aku bahkan hampir gila memikirkanmu setiap saat.
Hingga akhirnya, kata aku dan kamu berubah menjadi kita. Hari demi hari kita jalani bersama. Canda dan tawa kita habiskan bersama. Bahkan untuk sekedar melihat matahari terbenam pun pernah kita lalui bersama. Aku pun sempat berpikir, bahwa kamu lah yang akan menjadi teman hidupku yang terbaik, sekarang dan selamanya. Sejak saat itu, yang selalu aku takutkan adalah kehilangnmu. Kehilangan seseorang yang sudah seperti separuh jiwaku. Aku hanya ingin menjagamu dengan segenap jiwa dan ragaku.
Namun, banyak halangan dan rintangan yang kita hadapi. Banyak cobaan yang menerpa, yang membuat kita terombang ambing di samudra kehidupan yang ganas ini. Aku selalu meyakinkan diri ini dan kau, bahwa kita akan baik baik saja. Dalam sebuah hubungan pasti ada ribuan badai yang menghadang. Tapi, nampaknya kau belum siap untuk menghadapi segala yang akan terjadi. Semua perbedaan yang mencolok antara kita, yang membuatmu semakin menjaga jarak.
Kau dengan mudahnya datang, lalu pergi. Menghilang begitu saja dan menyuruhku mencarimu. Mencintai tak sebercanda itu. Aku jugalah manusia biasa. Aku lelah harus mencari. Untuk apa kau pergi, lalu kembali dan pergi lagi. Untuk mengujiku? Apalagi yang ingin kau uji? Tidakkah semua sudah cukup jelas bagimu? Setia bukanlah perkara macam pelajaran aljabar rumit yang masih perlu dipelajari rumusnya. Bukan juga materi fisika abstrak yang perlu dikaji kebenarannya. Semua itu berawal saling percaya. Bukan saling menguji. Untuk apa mencintaiku jika tak percaya padaku. Apakah aku tak layak untuk dipercaya? Tetapi kau selalu seenak hati mempermainkan perasaan ini. Hingga aku sadar, kau sudah ingin segera berlalu.
Dan akhirnya kau pergi meninggalkanku. Beserta semua kenangan dan kebahagiaan yang telah kita rajut bersama. Kau campakkan aku dengan mudahnya. Saat kutanya mengapa, kau hanya menjawab kita sudah tak cocok. Justru perbedaanlah yang menjadikan segalanya lebih berwarna. Tapi, sudahlah. Tampaknya kau memang sudah bosan denganku. Siapa bilang seorang pria tak bisa rapuh. Aku pernah hancur, saat kau pergi begitu saja dan menghilang dari hadapanku. Aku sempat mengutuk diriku sendiri. Aku pun bertanya, apa sebenarnya salahku hingga kau dengan mudahnya mengakhiri semua. Tapi akhirnya aku sanggup untuk bangkit dan tersenyum kembali. Toh, kau juga tak akan kembali ke sisiku.
Terima kasih, karena pernah mengajariku tentang arti kebahagiaan, kehidupan, dan kebersamaan. Terima kasih, sudah pernah singgah dihatiku dan membuat sebuah kisah bersama. Terima kasih, sudah menunjukkan kekuatan dan kelemahanku. Aku hanya berharap, semoga kau bahagia dengan hidupmu yang baru.


You may also like

No comments:

Written By Yus. Powered by Blogger.