Menunggu Bulan

/
0 Comments
Masih terngiang jelas suaramu dalam setiap mimpiku, bahkan bayangmu jelas tergambar. Bisikan, tangis, tawa, senandungmu, semuanya. Semua terasa jelas, sangat nyata. Ternyata, waktu memang kurang pas untuk dijadikan teman. Selalu ada kejutan dalam setiap tarikan nafas. Selalu ada misteri dibalik kedipan mata.

Ketika masa menjemput, hanya kata terlambat yang terucap. Hanya sesal yang terasa. Tapi aku sadar, semua memang ada batasnya. Mungkin inilah batasku. Mengubah pandangan menjadi kenangan. Aku sudah tahu hari ini akan datang. Namun aku tak pernah menduga ia datang secepat ini, bahkan disaat aku belum siap, dan memang tak akan pernah siap.

Setelah semua yang terjadi, aku tak menyesal. Untuk apa? Toh engkau tak akan kembali. Masa lalu bukan untuk diratapi. Ia hanyalah bagian dari sekelumit perjalanan hidup yang singkat. Sebuah warna baru dalam kisahku. Karena aku sadar, tak semua dinding sanggup ditembus. Tak semua lautan dapat diselami.

Sekarang saatnya untuk tetap melangkah, perlahan namun pasti. Melihat kedepan, dan tersenyum kepada dunia bahwa sampai detik ini aku masih mengenangmu. Aku hanya sanggup bersyukur, dan berterima kasih. Atas hadirmu dalam kisahku dan menjadi bagian darinya, dan mengajakku untuk mewarnai kisahmu. Terima kasih, untuk semua kisah yang kita tulis bersama. Untuk semua canda, tawa, luka, air mata, suka dan duka yang engkau beri. Semua yang telah enkau ajarkan kepadaku tentang arti hidup, dan membuatnya lebih bermakna. Karena pada akhirnya semua ini bukan hanya tentang berapa besar usaha untuk tetap menjaga agar terus berjalan seirama, namun juga seberapa lapang dada ini untuk menerima dan melepasmu pergi.

Selamat jalan. Aku tak pernah pergi, dan tak akan. Datanglah, kapanpun kau membutuhkanku. Aku masih akan selalu ada disini untukmu. Sekarang, dan mungkin seterusnya.


You may also like

No comments:

Written By Yus. Powered by Blogger.