Dear People Pleaser

/
0 Comments
Hari ini dapet kiriman gambar, isinya "nyenengin orang lain gaperlu sampe nyusahin diri sendiri"
Merasa tertampar, tapi memang ini seperti kutukan bagi orang-orang perasa dan nggak enakan. Karena suka kepikiran sama perasaan orang lain, padahal orang itu sendiri ga mikir -atau bahkan ga peduli- kita jadi berusaha buat nyenengin perasaan orang lain, terjebak menjadi people pleaser, dan akhirnya nyusahin diri dan perasaan sendiri. 

Parahnya, kita selalu mengusahakan kebahagiaan buat orang lain sampe lupa kapan terakhir kali membahagiakan diri sendiri. Malah, bisa jadi lupa sama apa yang sebenernya bisa bikin kita bahagia karena tenggelam dalam romantisasi kalimat "kalo dia bahagia, gue juga ikut bahagia kok".

Kalo diinget-inget pasti sering kan mendahulukan perasaan orang lain. Giliran diri sendiri malah disuruh sabar, bilang 'nanti aja' 'ah gampang' 'ntar juga mendingan'. Mungkin ocehan saya ini ga relate sama orang-orang egois yang merasa bahwa dunia ini hanya berputar untuknya. Tapi, ya semua orang toxic dengan caranya masing-masing. Ada yang toxic bagi orang lain, ada pula yang toxic bagi dirinya sendiri. Tinggal, kamu masuk golongan yang mana? 

Ironisnya, saking seringnya menyusahkan diri sendiri demi menyenangkan orang lain, kita sampai menormalisasi penderitaan-penderitaan yang terjadi sebagai konsekuensinya. Sampe tiba pada akhirnya, ketika tiba giliran kita merasa senang, malah curiga sama nasib dan ga percaya. Bahkan mikir "kalo sekarang gue ngerasa seneng berarti habis ini bakal ada sesuatu" atau "kalo gue ngerasa seneng, habis ini pasti bakal kenapa-kenapa" terus akhirnya kepikiran, overthinking dan ga jadi seneng beneran. See? Karena terlalu sering merasa bahwa susah itu hal yang wajar, alam bawah sadar kita sampe nggak mengizinkan diri sendiri buat ngerasa senang, apalagi bahagia. Udah takut duluan. 

Efek lain yang ditimbulkan ya termasuk perasaan untuk takut bermimpi, takut berharap, karena trauma sama perasaan kecewa yang datang berulang dan bertubi-tubi. Eh, gatau juga sih. Semua ini kan pendapat saya dan berdasarkan pengalaman pribadi. Efek yang dirasakan tiap orang kan ga mungkin 100% sama. Jadi kalau ada yang nggak sependapat sama tulisan ini ya silahkan. Itu kan pendapat kamu, bukan saya.


You may also like

No comments:

Written By Yus. Powered by Blogger.